Sunday, December 29, 2024

Liburan yang Bermakna: Memperkuat Karakter di Tengah Cuti

Local photo 2024 by. doc ilustrasi

"Liburan bukan hanya tentang beristirahat, tapi juga tentang memberi ruang bagi karakter untuk berkembang. Seperti pohon yang tumbuh kuat dengan akar yang dalam, pendidikan karakter butuh waktu untuk tumbuh, dan liburan adalah musim yang memberi kesempatan bagi nilai-nilai yang telah ditanam untuk berakar lebih kuat". (by. Eep Saepul Hayat)

Pena_GPAI. 29/12/2024, Pendidikan karakter dan liburan, meskipun terlihat sebagai dua hal yang terpisah, sebenarnya memiliki hubungan yang sangat erat. Pendidikan karakter laksana benih yang ditanam di tanah hati setiap siswa. Benih ini membutuhkan waktu dan perhatian yang terus-menerus agar dapat tumbuh menjadi pohon yang kuat dan menghasilkan buah yang bermanfaat. Tanpa perawatan, benih tersebut bisa layu. Dalam hal ini, liburan adalah musim yang memberikan kesempatan bagi pohon karakter untuk merenung dan memperkuat akarnya.

Menurut teori pendidikan karakter dari Lickona (1991), pendidikan karakter bukan hanya tentang mengajarkan nilai-nilai, tetapi juga melibatkan pengembangan kebiasaan baik dan pembentukan kepribadian yang kokoh. Karakter berkembang melalui pembiasaan, di mana setiap hari siswa belajar menerapkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, seperti tanaman yang memerlukan waktu untuk berkembang, karakter siswa membutuhkan waktu istirahat dan refleksi. Liburan memberi ruang bagi siswa untuk meluangkan waktu, merenung, dan memproses apa yang telah dipelajari selama periode sebelumnya.

Pendidikan karakter dapat diibaratkan seperti proses pemupukan tanah. Saat siswa berada di sekolah, mereka menyerap nilai-nilai dan perilaku yang baik, namun pada saat liburan, mereka diberikan kesempatan untuk "mengolah" dan "menyerap" secara lebih mendalam, seperti tanah yang menyerap air hujan untuk memberi kehidupan bagi tanaman. Liburan memberikan siswa kesempatan untuk menghadapi tantangan kehidupan di luar sekolah, memungkinkan mereka untuk menghadapi dunia dengan karakter yang lebih matang. Hal ini sejalan dengan teori Dewey (1916), yang menyatakan bahwa pendidikan adalah proses yang berkelanjutan, yang tidak hanya terjadi di kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Karakter yang terbentuk di sekolah, dengan segala nilai dan kebiasaan yang ditanamkan, dapat berkembang lebih baik ketika siswa diberikan waktu liburan untuk merefleksikan diri, beristirahat, dan mengaplikasikan nilai-nilai yang telah mereka pelajari dalam kehidupan nyata. Seperti tanaman yang tumbuh subur dengan musim yang tepat, pendidikan karakter pun berkembang dengan baik ketika siswa diberikan waktu untuk mengolah dan mengimplementasikannya dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk saat mereka berlibur. Liburan, dalam konteks ini, bukan hanya waktu untuk beristirahat, tetapi juga waktu untuk memperkuat dan memperdalam karakter yang telah terbentuk.

0 comments:

Post a Comment