Sunday, October 15, 2023

1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 / PGP-9

DOK.PGP-9

Peran Guru dalam Menciptakan Budaya Positif di Sekolah

Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk masa depan generasi muda. Guru adalah sosok kunci dalam proses pendidikan, dan mereka memiliki peran yang sangat besar dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Budaya positif ini mencakup disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi, serta keterkaitannya dengan materi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Terciptanya sekolah sebagai pusat pembentuk kemandirian yang kuat dan berkomitmen.

Disiplin Positif

Disiplin positif merupakan konsep penting dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Guru memiliki peran utama dalam mengajarkan siswa tentang norma-norma perilaku yang baik. Disiplin positif bukan hanya tentang menghukum siswa ketika mereka melakukan kesalahan, tetapi juga memberikan panduan dan pengarahan yang konstruktif. Guru harus mengambil peran sebagai pengajar yang membantu siswa memahami konsekuensi dari tindakan mereka, dan bagaimana cara berperilaku dengan baik. Disiplin positif menciptakan lingkungan yang aman, penuh kasih, dan mendukung pertumbuhan positif siswa.

Motivasi Perilaku Manusia (Hukuman dan Penghargaan)

Dalam menciptakan budaya positif, guru perlu memahami motivasi perilaku manusia. Hukuman dan penghargaan adalah dua alat yang digunakan untuk memotivasi siswa. Namun, guru harus berhati-hati dalam menggunakannya. Hukuman yang berlebihan atau tidak sesuai dapat memiliki efek negatif, sementara penghargaan yang tepat dapat memberikan dorongan positif untuk perilaku yang baik. Guru harus menggunakan pendekatan yang seimbang dalam mengelola perilaku siswa, memotivasi mereka untuk belajar dengan sukarela, bukan karena takut atau hadiah semata.

Posisi Kontrol Restitusi

Konsep posisi kontrol restitusi adalah tentang memberikan tanggung jawab kepada siswa dalam mengelola perilaku mereka sendiri. Guru perlu mendukung siswa dalam memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kesalahan mereka sendiri. Ini membantu siswa untuk mengembangkan tanggung jawab diri dan kemampuan untuk mengendalikan perilaku mereka. Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses ini, memberikan bimbingan dan dukungan ketika diperlukan.

Keyakinan Sekolah/Kelas

Mengembangkan keyakinan siswa dalam kemampuan mereka adalah tugas guru yang krusial dalam menciptakan budaya positif. Guru harus memiliki keyakinan pada potensi setiap siswa, dan mereka perlu mengkomunikasikan keyakinan ini kepada siswa. Ini akan membantu siswa merasa lebih termotivasi dan percaya diri dalam belajar. Dengan keyakinan yang kuat dalam diri mereka, siswa akan lebih cenderung untuk mencapai prestasi yang tinggi.

Segitiga Restitusi

Segitiga restitusi adalah model yang menggabungkan guru, siswa, dan orang tua dalam mengelola perilaku siswa. Komunikasi yang baik antara ketiga pihak ini sangat penting. Guru perlu bekerja sama dengan orang tua untuk mencapai tujuan bersama dalam mendidik siswa. Dengan menggandeng orang tua dalam proses pendidikan, guru dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung pertumbuhan siswa.

Keterkaitan dengan Materi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara

Materi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, seorang pendidik besar Indonesia, sangat relevan dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Filosofi ini menekankan pada pendidikan yang bersifat holistik, mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa, bukan hanya aspek akademik. Guru perlu mengintegrasikan prinsip-prinsip filosofi Dewantara dalam pembelajaran mereka, menciptakan lingkungan pendidikan yang merangsang pertumbuhan holistik siswa.

Nilai dan Peran Guru Penggerak

Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya peran guru sebagai penggerak pembelajaran. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pemimpin yang mengilhami dan membimbing siswa. Mereka perlu membawa nilai-nilai positif, seperti rasa hormat, disiplin, dan kerja keras, kepada siswa mereka. Guru yang berperan sebagai penggerak pembelajaran akan mampu menciptakan budaya positif di sekolah, memotivasi siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Visi Terciptanya Sekolah sebagai Pusat Pembentuk Kemandirian yang Kuat dan Berkomitmen

Visi terciptanya sekolah sebagai pusat pembentuk kemandirian yang kuat dan berkomitmen adalah tujuan akhir dari budaya positif di sekolah. Guru memiliki peran utama dalam mencapai visi ini. Mereka perlu mendidik siswa untuk menjadi individu yang mandiri, memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri, dan berkomitmen untuk mencapai tujuan mereka. Dengan menciptakan budaya positif yang mengintegrasikan konsep-konsep seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi, serta nilai-nilai Dewantara, guru dapat membantu mencapai visi ini.

Kesimpulan

Peran guru dalam menciptakan budaya positif di sekolah sangat penting. Menerapkan konsep-konsep seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi, serta nilai-nilai Dewantara dapat membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan positif siswa. Guru juga memiliki peran penting dalam mencapai visi terciptanya sekolah sebagai pusat pembentuk kemandirian yang kuat dan berkomitmen. Dengan peran yang baik, guru dapat menjadi pendorong utama dalam membentuk masa depan yang cerah bagi generasi muda.

Baca Juga : Jurnal Mudarris

0 comments:

Post a Comment