Sunday, October 29, 2023

Pembelajaran Berdiferensiasi: Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dan Kaitannya dengan Program Pendidikan Guru Penggerak

 

Eep Saepul Hayat, M.Pd
(Pendidikan Guru Penggerak)

Pembelajaran Berdiferensiasi: Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Purwakarta.PENAGPAI. (29/10/2023) Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan pendidikan yang dirancang untuk mengakomodasi perbedaan individual di antara murid dalam kelas. Ini mengakui kenyataan bahwa setiap murid memiliki gaya belajar, tingkat keterampilan, dan kebutuhan yang berbeda. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif di mana setiap murid dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Bagaimana Pembelajaran Berdiferensiasi Dilakukan di Kelas

1.       Identifikasi Kebutuhan Murid: Guru harus memahami kebutuhan belajar individu setiap murid. Ini melibatkan pengamatan, evaluasi, dan komunikasi dengan murid untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman, minat, dan gaya belajar mereka.

2.       Penyusunan Materi: Guru harus merancang materi pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan murid. Ini mungkin termasuk penggunaan sumber daya tambahan, pilihan tugas, atau materi yang relevan dengan minat murid.

3.       Penyampaian Pembelajaran: Guru dapat mengajar dengan berbagai cara, seperti kuliah, diskusi kelompok, kerja proyek, atau penggunaan teknologi. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru berfokus pada memastikan bahwa setiap murid dapat mengakses materi dan berpartisipasi sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka.

4.       Evaluasi yang Berbeda: Guru juga harus menggunakan beragam metode evaluasi yang memungkinkan murid untuk menunjukkan pemahaman mereka dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar mereka. Ini bisa mencakup ujian tertulis, proyek seni, presentasi lisan, atau tugas praktis.

Bagaimana Pembelajaran Berdiferensiasi Membantu Murid

Pembelajaran berdiferensiasi memiliki beberapa manfaat kunci:

1.       Mengakomodasi Perbedaan: Ini memungkinkan murid dengan berbagai tingkat keterampilan, latar belakang, dan kebutuhan belajar untuk merasa diakomodasi, menghindari perasaan tertinggal, dan merasa termotivasi untuk belajar.

2.       Mendorong Keterlibatan: Dengan memungkinkan murid untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan mereka, mereka lebih cenderung aktif dan terlibat dalam pembelajaran mereka.

3.       Pencapaian Optimal: Pembelajaran berdiferensiasi membantu setiap murid mencapai potensinya yang optimal. Ini karena mereka mendapatkan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kaitan dengan Modul Lain di Program Pendidikan Guru Penggerak

Modul ini memiliki kaitan erat dengan modul lain dalam Program Pendidikan Guru Penggerak. Pertama, pembelajaran berdiferensiasi adalah keterampilan kunci yang diperlukan oleh guru untuk efektif mengajar di kelas yang beragam. Selain itu, ini juga mendukung inklusi, yang menjadi fokus utama dalam banyak modul, karena pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu cara untuk memasukkan semua murid ke dalam proses belajar.

Selain itu, pemahaman tentang pembelajaran berdiferensiasi juga berkaitan dengan keterampilan komunikasi dan manajemen kelas, yang merupakan komponen penting dalam mendukung pembelajaran yang efektif. Memahami bagaimana berkomunikasi dengan murid secara individu dan mengelola beragam gaya belajar akan meningkatkan keterampilan dalam modul lain yang berkaitan dengan interaksi di kelas.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pondasi untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, berdaya guna, dan mendukung perkembangan pribadi setiap murid. Ini adalah keterampilan kunci yang harus dikuasai oleh setiap guru untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan mendukung pertumbuhan intelektual serta emosional murid-murid mereka.

Baca Juga : Jurnal Mudarris


Friday, October 27, 2023

Keharuman Spiritual SMPN Ekologi Kahuripan Purwakarta

 

doc.penagpai

Purwakarta_PENAGPAI. (27/10/2023) Hari Jumat yang berkah dirasakan oleh siswa kelas 7A SMPN Ekologi Kahuripan, Padjajaran, Purwakarta. Mereka melaksanakan kegiatan yang penuh makna, mulai dari pembacaan Surat Yaasiin, shalat Dhuha, hingga mendengarkan ceramah dari Ustadz Deden Anwar Fauzi, M.Pd.I.

Kegiatan dimulai dengan pembacaan Surat Yaasiin, sebuah amalan yang diyakini memiliki banyak manfaat baik bagi mereka yang membacanya maupun yang mendengarkannya. Para siswa kelas 7A dengan khidmatnya membaca surat suci ini, menciptakan suasana yang penuh ketenangan.

Setelah pembacaan Surat Yaasiin, para siswa dan petugas sekolah berkumpul untuk melaksanakan shalat Dhuha, sebuah shalat sunnah yang dilakukan pada waktu pagi. Shalat ini menjadi momen spiritual yang mendalam bagi para siswa, di mana mereka memohon kepada Allah SWT untuk memberikan keberkahan dalam kegiatan mereka sehari-hari.

Kemudian, penceramah Ustadz Deden Anwar Fauzi, M.Pd.I memberikan ceramah kepada para siswa. Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan pesan-pesan positif tentang pentingnya khusyu dalam beribadah dan menjalani kehidupan sehari-hari. Ustadz Deden Anwar Fauzi juga menekankan pentingnya pelatihan dan persiapan dalam menjalani kehidupan, mengingat setiap penyakit memiliki obatnya, kecuali kebandelan.

Kegiatan ini membuktikan semangat keagamaan dan spiritualitas yang tinggi di kalangan siswa SMPN Ekologi Kahuripan Padjajaran Purwakarta. Mereka mengambil kesempatan ini untuk memperkuat hubungan dengan Tuhan dan memahami nilai-nilai agama yang mereka anut dengan lebih mendalam.

Selain itu, kegiatan ini juga menegaskan pentingnya pembinaan keagamaan dan moral di lingkungan sekolah. Melalui ceramah dan kegiatan spiritual seperti ini, diharapkan siswa dapat tumbuh sebagai individu yang baik dan berakhlak mulia.

Baca juga : Jurnal Mudarris

Wednesday, October 25, 2023

Apa yang akan anda lakukan seandainya / by.eep

 

doc

Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid Anda.

1.                   Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan?  Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda?

Dalam kelas yang memiliki keragaman murid-murid, guru harus mengambil berbagai tindakan untuk melayani perbedaan kemampuan mereka, membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah, dan mengatasi tantangan-tantangan yang muncul. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh guru:

a.                   Identifikasi Perbedaan Kemampuan: Guru perlu memahami dan mengidentifikasi perbedaan kemampuan di antara murid-murid mereka. Ini dapat melibatkan penggunaan tes awal, pengamatan kelas, dan berbicara dengan murid dan orang tua.

b.                  Fleksibilitas dalam Pengajaran: Guru harus bersedia untuk menyesuaikan pendekatan pembelajaran mereka sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan individu. Ini dapat berarti memberikan tugas yang berbeda atau tingkat kesulitan yang berbeda untuk murid-murid dengan tingkat kemampuan yang berbeda.

c.                   Penggunaan Materi Sumber Daya yang Beragam: Guru dapat memanfaatkan berbagai sumber daya seperti buku teks, bahan ajar digital, video pembelajaran, dan bahan-bahan lain yang dapat membantu murid dengan berbagai gaya belajar dan tingkat pemahaman.

d.                  Kelompok Kerja Kolaboratif: Mengatur aktivitas kelompok yang memungkinkan murid dengan kemampuan yang berbeda bekerja sama. Ini dapat membantu mereka belajar satu sama lain dan mengembangkan keterampilan sosial.

e.                   Mendengarkan dan Berkomunikasi dengan Murid: Penting bagi guru untuk mendengarkan murid dan berkomunikasi dengan mereka. Ini dapat membantu guru memahami perasaan dan kebutuhan murid.

f.                    Penguatan Positif: Memberikan penguatan positif kepada murid-murid untuk mendorong mereka dan meningkatkan motivasi belajar.

g.                   Pemberian Dukungan Tambahan: Untuk murid yang memerlukan bantuan tambahan, guru harus memberikan dukungan tambahan dalam bentuk waktu ekstra, bimbingan pribadi, atau sumber daya tambahan.

2.                   Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut? Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?

Tantangan yang saya hadapi dalam mengelola keragaman murid-murid diantaranya:

a.                   Perbedaan tingkat kemampuan: Murid-murid mungkin memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam berbagai mata pelajaran, sehingga guru perlu menyesuaikan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan individu.

b.                  Gaya belajar yang berbeda: Murid-murid dapat memiliki gaya belajar yang berbeda, seperti pembelajaran visual, auditori, atau kinestetik. Ini bisa menjadi tantangan dalam memilih metode pengajaran yang efektif.

c.                   Perbedaan latar belakang budaya dan bahasa: Dalam kelas yang beragam, murid-murid mungkin berasal dari berbagai latar belakang budaya dan berbicara dalam bahasa yang berbeda. Ini dapat memengaruhi komunikasi dan pemahaman.

d.                  Masalah sosial dan emosional: Murid-murid dapat menghadapi tantangan sosial dan emosional yang berbeda, seperti kecemasan, masalah keluarga, atau masalah kesehatan mental.

Tindakan yang saya lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut meliputi:

a.                   Diferensiasi pengajaran: Guru dapat menyusun rencana pelajaran yang dapat disesuaikan dengan berbagai tingkat kemampuan, termasuk tugas tambahan untuk murid yang lebih mampu dan dukungan tambahan untuk murid yang membutuhkannya.

b.                   Penggunaan beragam metode pengajaran: Guru dapat menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi berbagai gaya belajar, seperti penggunaan visual, audio, dan tangan-tangan.

c.                    Pembinaan budaya inklusi: Menciptakan lingkungan yang mendukung keragaman budaya dan bahasa dengan menghormati dan memahami latar belakang murid-murid.

d.                   Pemberian dukungan sosial dan emosional: Guru dapat bekerja sama dengan konselor sekolah atau sumber daya lain untuk membantu murid yang mengalami masalah sosial atau emosional.

e.                   Kolaborasi dengan orang tua: Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan wawasan tambahan tentang kebutuhan individu anak-anak dan mendukung upaya pendidikan di rumah.

Tindakan-tindakan ini membantu saya mengatasi tantangan yang muncul akibat keragaman murid-murid di kelas mereka, sehingga setiap murid memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.

3.                   Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, saya mencoba:

a.                   Menciptakan rencana pelajaran yang fleksibel dan mudah disesuaikan.

b.                  Membuat penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran yang beragam.

c.                   Mengadakan pertemuan individual dengan murid untuk membantu mereka dalam hal-hal yang sulit.

Pembelajaran yang dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi seharusnya mempertimbangkan keragaman murid. Guru dapat menggunakan pendekatan diferensiasi dalam pengajaran, yaitu mengadaptasi materi, penilaian, dan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu. Evaluasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti ujian, proyek, presentasi, dan pengamatan guru. Tujuannya adalah memastikan bahwa semua murid mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan menunjukkan kemajuan mereka.

Dalam hal perlakuan yang berbeda, penting untuk memahami bahwa perlakuan yang berbeda bukan berarti perlakuan yang tidak adil. Tujuannya adalah memberikan bantuan dan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan individu sehingga semua murid dapat mencapai potensi mereka. Kesetaraan bukan berarti semua murid diperlakukan secara identik, tetapi berarti bahwa mereka diperlakukan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.

 Baca juga : Jurnal Mudarris

Reportase : Kegiatan MGMP PAI Lesson Study di SMPN 2 Purwakarta

 

doc.pai

Purwakarta_PENAGPAI 25 Oktober 2023. Hari ini, SMPN 2 Purwakarta menjadi saksi pelaksanaan Lesson Study yang diselenggarakan oleh MGMP PAI (Majelis Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam) yang dihadiri oleh kurang lebih 50 guru PAI dari empat gugus sekolah di wilayah Purwakarta. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru PAI serta memperkuat silaturahmi antar guru.

Guru model untuk kegiatan ini adalah Nopiansah, S.Pd, seorang pendidik berpengalaman yang telah mengabdikan dirinya untuk pendidikan agama Islam selama bertahun-tahun. Bapak Nopiansah akan memandu sesi lesson study hari ini dengan metode yang inovatif dan inspiratif.

doc.pai

Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan Pendidikan SMP, H. Asep Rahmatudin, M.Ag. Beliau menekankan pentingnya peningkatan kompetensi guru dalam menjalankan tugas mereka sebagai pendidik. "Peningkatan kompetensi guru merupakan langkah yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah Purwakarta," kata H. Asep Rahmatudin, M.Ag.

Ia juga menyoroti pentingnya silaturahmi antar guru. "Kita sebagai orang dewasa seharusnya sudah memiliki konsep pengembangan diri. Salah satu cirinya adalah memiliki keinginan kuat untuk mensosialisasikan diri dan jiwa sosial yang tinggi. Melalui silaturahmi, kita dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan, sehingga kita dapat tumbuh bersama," tambahnya.

Sesi lesson study dimulai dengan pemaparan guru model, Nopiansah, S.Pd, tentang metode pengajaran yang efektif dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Ia juga berbagi pengalaman dan tips mengajar yang dapat diterapkan dalam kelas.

Peserta kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok memiliki kesempatan untuk menjalankan praktik mengajar dengan mempraktikkan metode yang telah diajarkan oleh guru model. Setelah itu, mereka melakukan refleksi bersama untuk mendiskusikan hasil praktik mengajar dan mencari solusi atas tantangan yang dihadapi.

doc.pai

Ketua MGMP PAI Purwakarta Eep Saepul Hayat, M.Pd berharap bahwa kegiatan ini dapat mengarahkan peningkatan kompetensi guru PAI sesuai dengan ekspektasi. "Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, kami berharap dapat melihat peningkatan yang nyata dalam kemampuan mengajar guru PAI di wilayah Purwakarta," ujarnya dengan semangat.

Kegiatan Lesson Study MGMP PAI di SMPN 2 Purwakarta ini mencerminkan tekad para guru PAI untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam dan memberikan yang terbaik bagi generasi muda. Dengan semangat profesionalisme dan berbagi pengalaman, mereka berharap dapat mencapai tujuan tersebut. (red.ep)

Baca juga : Jurnal Mudarris


Saturday, October 21, 2023

Ketika Hujan Turun: Kesejukan di Balik Setiap Tetesan

 

Poto ilustrasi

Purwakarta.PENAGPAI."Hujan: Penyembuh Jiwa dan Pemberi Kehidupan" mencerminkan makna mendalam yang melekat pada fenomena hujan dalam berbagai aspek kehidupan. Hujan bukan sekadar air yang turun dari langit; ia memiliki pengaruh yang jauh lebih dalam terhadap jiwa dan eksistensi manusia.

Pertama, hujan dianggap sebagai penyembuh jiwa karena dampak psikologis yang dimilikinya. Suara hujan yang menenangkan saat menciptakan melodi jatuhnya tetesan air dapat membantu meredakan stres, kecemasan, dan kesedihan. Banyak orang merasa rileks dan damai saat mendengar hujan turun, dan ini sering kali dianggap sebagai pelipur lara untuk jiwa yang lelah.

Kedua, hujan adalah pemberi kehidupan bagi alam semesta. Air yang turun dari langit membasahi tanah, menyuburkan tumbuhan, dan memberikan sumber kehidupan bagi hewan dan manusia. Tanpa hujan, kehidupan di Bumi akan mati. Oleh karena itu, hujan dianggap sebagai berkah besar yang menghidupkan alam dan memungkinkan manusia untuk bertahan.

Terakhir, dalam perspektif agama, hujan sering kali dianggap sebagai rahmat Allah yang tiada hentinya. Air hujan adalah salah satu bentuk karunia-Nya yang mencukupi kebutuhan manusia. Pengertian ini mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur kepada Sang Pemberi Kehidupan yang melimpahkan rahmat-Nya melalui hujan. Dalam pandangan ini, hujan adalah bukti kasih sayang dan kepedulian Ilahi yang patut diapresiasi oleh umat manusia.

Allahua’lam (Alfaqir : Eep)

Baca juga : Jurnal Mudarris

Sunday, October 15, 2023

1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 / PGP-9

DOK.PGP-9

Peran Guru dalam Menciptakan Budaya Positif di Sekolah

Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk masa depan generasi muda. Guru adalah sosok kunci dalam proses pendidikan, dan mereka memiliki peran yang sangat besar dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Budaya positif ini mencakup disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi, serta keterkaitannya dengan materi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Terciptanya sekolah sebagai pusat pembentuk kemandirian yang kuat dan berkomitmen.

Disiplin Positif

Disiplin positif merupakan konsep penting dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Guru memiliki peran utama dalam mengajarkan siswa tentang norma-norma perilaku yang baik. Disiplin positif bukan hanya tentang menghukum siswa ketika mereka melakukan kesalahan, tetapi juga memberikan panduan dan pengarahan yang konstruktif. Guru harus mengambil peran sebagai pengajar yang membantu siswa memahami konsekuensi dari tindakan mereka, dan bagaimana cara berperilaku dengan baik. Disiplin positif menciptakan lingkungan yang aman, penuh kasih, dan mendukung pertumbuhan positif siswa.

Motivasi Perilaku Manusia (Hukuman dan Penghargaan)

Dalam menciptakan budaya positif, guru perlu memahami motivasi perilaku manusia. Hukuman dan penghargaan adalah dua alat yang digunakan untuk memotivasi siswa. Namun, guru harus berhati-hati dalam menggunakannya. Hukuman yang berlebihan atau tidak sesuai dapat memiliki efek negatif, sementara penghargaan yang tepat dapat memberikan dorongan positif untuk perilaku yang baik. Guru harus menggunakan pendekatan yang seimbang dalam mengelola perilaku siswa, memotivasi mereka untuk belajar dengan sukarela, bukan karena takut atau hadiah semata.

Posisi Kontrol Restitusi

Konsep posisi kontrol restitusi adalah tentang memberikan tanggung jawab kepada siswa dalam mengelola perilaku mereka sendiri. Guru perlu mendukung siswa dalam memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kesalahan mereka sendiri. Ini membantu siswa untuk mengembangkan tanggung jawab diri dan kemampuan untuk mengendalikan perilaku mereka. Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses ini, memberikan bimbingan dan dukungan ketika diperlukan.

Keyakinan Sekolah/Kelas

Mengembangkan keyakinan siswa dalam kemampuan mereka adalah tugas guru yang krusial dalam menciptakan budaya positif. Guru harus memiliki keyakinan pada potensi setiap siswa, dan mereka perlu mengkomunikasikan keyakinan ini kepada siswa. Ini akan membantu siswa merasa lebih termotivasi dan percaya diri dalam belajar. Dengan keyakinan yang kuat dalam diri mereka, siswa akan lebih cenderung untuk mencapai prestasi yang tinggi.

Segitiga Restitusi

Segitiga restitusi adalah model yang menggabungkan guru, siswa, dan orang tua dalam mengelola perilaku siswa. Komunikasi yang baik antara ketiga pihak ini sangat penting. Guru perlu bekerja sama dengan orang tua untuk mencapai tujuan bersama dalam mendidik siswa. Dengan menggandeng orang tua dalam proses pendidikan, guru dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung pertumbuhan siswa.

Keterkaitan dengan Materi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara

Materi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, seorang pendidik besar Indonesia, sangat relevan dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Filosofi ini menekankan pada pendidikan yang bersifat holistik, mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa, bukan hanya aspek akademik. Guru perlu mengintegrasikan prinsip-prinsip filosofi Dewantara dalam pembelajaran mereka, menciptakan lingkungan pendidikan yang merangsang pertumbuhan holistik siswa.

Nilai dan Peran Guru Penggerak

Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya peran guru sebagai penggerak pembelajaran. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pemimpin yang mengilhami dan membimbing siswa. Mereka perlu membawa nilai-nilai positif, seperti rasa hormat, disiplin, dan kerja keras, kepada siswa mereka. Guru yang berperan sebagai penggerak pembelajaran akan mampu menciptakan budaya positif di sekolah, memotivasi siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Visi Terciptanya Sekolah sebagai Pusat Pembentuk Kemandirian yang Kuat dan Berkomitmen

Visi terciptanya sekolah sebagai pusat pembentuk kemandirian yang kuat dan berkomitmen adalah tujuan akhir dari budaya positif di sekolah. Guru memiliki peran utama dalam mencapai visi ini. Mereka perlu mendidik siswa untuk menjadi individu yang mandiri, memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri, dan berkomitmen untuk mencapai tujuan mereka. Dengan menciptakan budaya positif yang mengintegrasikan konsep-konsep seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi, serta nilai-nilai Dewantara, guru dapat membantu mencapai visi ini.

Kesimpulan

Peran guru dalam menciptakan budaya positif di sekolah sangat penting. Menerapkan konsep-konsep seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi, serta nilai-nilai Dewantara dapat membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan positif siswa. Guru juga memiliki peran penting dalam mencapai visi terciptanya sekolah sebagai pusat pembentuk kemandirian yang kuat dan berkomitmen. Dengan peran yang baik, guru dapat menjadi pendorong utama dalam membentuk masa depan yang cerah bagi generasi muda.

Baca Juga : Jurnal Mudarris

Friday, October 13, 2023

Memperkuat Pendidikan Karakter Melalui Gema Ayat-ayat Ilahi

 

doc.penaGPAI
Berita - Jum'at Pagi yang Syahdu di SMPN 1 Bungursari Menguatkan Pendidikan Karakter 
by Ida Kholidah, S.Ag

Purwakarta.PenaGPAI, 13 Oktober 2023 - Pagi yang indah dan syahdu menghiasi hari ini di SMPN 1 Bungursari. Sebagai upaya memperkuat Pendidikan Karakter Tujuh Poin Atikan, peserta didik bersama dengan guru-guru mereka berkumpul di Lapangan Upacara sekolah untuk menyambut terbitnya matahari dalam sebuah kegiatan yang sarat makna.

Peserta didik dari berbagai tingkat di UPTD SMPN 1 Bungursari berkumpul di Masjid Baitul Hikmah untuk memulai kegiatan ini. Kegiatan dimulai dengan penyambutan hangat berupa 3S (Salam, Sapa, Senyum), yang menggambarkan semangat persaudaraan dan keakraban di antara peserta didik dan guru.

Kegiatan ini menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Ibrahim Aji, Ketua DKM Masjid Baitul Hikmah, dan beberapa guru PAI lainnya yang turut mendampingi para peserta didik. Mereka bersama-sama merenung dan "nyucikeun diri" dalam rangka menguatkan salah satu program Pendidikan Karakter Tujuh Poin Atikan yang diusung oleh sekolah.

Setelah mengalami momen muhasabah yang mendalam, para peserta didik dan guru melanjutkan kegiatan dengan gaungkan ayat-ayat Ilahi dalam sebuah acara yang meresapi hati. Semangat dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa terpancar dari setiap bacaan ayat suci yang mengalun.

doc.PenaGPAI

Kegiatan diakhiri dengan sholat sunah dhuha yang dilakukan secara berjamaah, diikuti dengan taushiyah doa yang diucapkan dengan penuh harap dan keyakinan. Semua yang hadir berdoa agar kegiatan ini dapat menumbuhkan karakter peserta didik yang lebih yakin dan taat kepada Allah.

Plt. Kepala Sekolah SMPN 1 Bungursari Hj. Rikrik Halimatusa'diyah, M.Pd, menyatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting dalam rangka memperkuat karakter peserta didik. "Kami berkomitmen untuk terus mendorong pembentukan karakter yang kuat dan tangguh dalam peserta didik kami, dan kegiatan ini adalah salah satu langkah yang penting dalam upaya ini," katanya.

Kegiatan ini menunjukkan upaya nyata sekolah dalam mengembangkan pendidikan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan dan moral. Semoga kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya dalam membangun generasi muda yang lebih baik. (Red. Ida)

Baca Juga : Jurnal Mudarris

Thursday, October 12, 2023

Calon Guru Penggerak SMPN Ekologi Kahuripan Padjajaran Memimpin Diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan


Purwakarta. Pena_GPAI. hari Rabu, 12 Oktober 2023, di ruang Laboratorium Komputer SMPN Ekologi Kahuripan Padjajaran, Purwakarta, telah berlangsung sebuah acara pendampingan individu dengan tema "Pendidikan Gurupenggerak." Acara ini dihadiri oleh sejumlah peserta, termasuk Calon Guru Penggerak (CGP) Eep Saepul Hayat, M.Pd, Pengajar Praktik (PP) Nanih, M.Pd, Kepala Sekolah, dan perwakilan guru.

Materi utama dalam acara ini adalah "Diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan," yang bertujuan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang visi pendidikan dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya.

Calon Guru Penggerak, Eep Saepul Hayat, M.Pd, memimpin diskusi dengan penuh semangat dan berkomitmen untuk memperbaiki pendidikan di SMPN Ekologi Kahuripan Padjajaran. Ia berbagi visinya tentang pendidikan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan serta menyampaikan prakarsa konkrit yang akan diambil dalam peran barunya sebagai guru penggerak.

Pengajar Praktik, Nanih, M.Pd, memberikan wawasan praktis dan berbagi pengalaman yang berharga dalam mengimplementasikan perubahan pendidikan di sekolah. Ia mengilustrasikan berbagai strategi yang telah berhasil diterapkan di sekolah-sekolah sebelumnya dan memberikan panduan kepada peserta tentang bagaimana menerapkannya di SMPN Ekologi Kahuripan Padjajaran.

Kepala Sekolah dan perwakilan guru juga berpartisipasi aktif dalam diskusi, memberikan masukan dan saran yang berharga dalam perencanaan perubahan pendidikan di sekolah ini. Mereka menunjukkan dukungan kuat terhadap inisiatif yang diambil oleh CGP Eep Saepul Hayat.

Pendampingan individu ini menandai awal dari perjalanan yang menjanjikan menuju perubahan pendidikan yang lebih baik di SMPN Ekologi Kahuripan Padjajaran. Semua peserta berkomitmen untuk bekerja sama dan menjalankan visi dan prakarsa perubahan dengan sungguh-sungguh.

Acara ini berjalan penuh semangat, dan semuanya berharap bahwa perubahan yang direncanakan akan menghasilkan dampak positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah ini.

Baca juga :  jurnal mudarris 


Tuesday, October 10, 2023

Cuaca Panas dan Kemarau Panjang, SMPN 2 Pasawahan Berlakukan Inisiatif Bawa Tumbler Air Minum

Ajid Mustopa, M.Pd
(Kepala Skolah)

Reportase Berita

SMPN 2 Pasawahan: Upaya Tanggap Cuaca Panas dengan Bawa Tumbler Air Minum

Pasawahan, Pena_GPAI. 10 Oktober 2023 – SMPN 2 Pasawahan telah mengambil tindakan preventif dalam menghadapi cuaca panas dan kemarau panjang yang menghantui wilayah ini. Kepala Sekolah, Bapak Ajid Mustopa, M.Pd, bersama dengan seluruh staf dan siswa-siswinya, telah mengambil langkah cerdas dengan membawa Tumbler air minum dari rumah, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air minum yang kritis selama musim panas yang berkepanjangan.

Dalam kondisi cuaca yang sangat panas dan kemarau berkepanjangan, risiko dehidrasi menjadi sangat tinggi. SMPN 2 Pasawahan, sebagai lembaga pendidikan yang peduli akan kesejahteraan siswa, telah menjalankan inisiatif yang bernilai tinggi ini untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan siswa-siswinya.

Bapak Ajid Mustopa, M.Pd, yang akrab dipanggil “BAPA” Kepala Sekolah SMPN 2 Pasawahan, menyatakan, "Kesehatan siswa adalah prioritas utama kami. Dalam menghadapi cuaca yang tidak terduga ini, kami merasa penting untuk memberikan perlindungan terbaik kepada siswa kami. Upaya menghindari dampak panas yang berupa dehidrasi yaitu siswa atau seluruh warga sekolah agar menghindari terkena matahari langsung dan tidak berada di area terbuka kalau tidak diperlukan. Menggunakan topi/  penutup kepala adalah  upaya untuk menghindari terkena sinar matahari langsung. Dengan membawa Tumbler air minum dari rumah, kami berharap siswa-siswa kami dapat terhindar dari risiko dehidrasi yang serius."

Langkah ini telah diterima positif oleh siswa dan orang tua mereka. Orang tua siswa SMPN 2 Pasawahan merasa senang dengan inisiatif ini dan memberikan dukungan penuh.

Salah seorang siswa, Nisa, mengatakan, "Saya sangat bersyukur karena sekolah telah mengambil langkah ini. Cuaca panas membuat kita merasa sangat haus, dan sekarang kita dapat minum air dengan mudah tanpa harus menunggu jam istirahat. Ini adalah tindakan yang cerdas."

Selain membawa Tumbler air minum, SMPN 2 Pasawahan juga telah meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga diri mereka sendiri di bawah terik matahari. Mereka diberikan penjelasan tentang gejala dehidrasi, tanda-tanda panas berlebih, dan cara-cara untuk menghindarinya.

Inisiatif seperti ini menunjukkan komitmen SMPN 2 Pasawahan dalam menjaga kesejahteraan siswa dan stafnya, terutama dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem. Diharapkan tindakan ini akan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain dalam menghadapi situasi serupa di masa depan.

Dalam konteks ini, SMPN 2 Pasawahan membuktikan bahwa kebijakan pencegahan yang efektif dan tanggap dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan anggota sekolahnya. (Red. Ep)

 Baca Juga : Jurnal Mudarris MGMP PAI SMP Kabupaten Purwakarta

Monday, October 2, 2023

"Kesaktian Pancasila: Cahaya Pendidikan yang Terang Benderang"

doc.

 
Dalam dunia ilmu yang terang benderang,
Kesaktian Pancasila menjelma dalam pendidikan.
Bhineka Tunggal Ika, pesan luhur dan agung,
Dalam hati siswa, Pancasila tumbuh subur menjunjung.
 
Tuhan yang Maha Esa memberikan petunjuk
Ilmu pengetahuan menjalani perjalanan yang tulus.
Mengajarkan kebijaksanaan, iman dan takwa,
Pendidikan memberi cahaya dalam setiap langkahnya.
 
Dalam hamparan keadilan,
Di sekolah, toleransi dan empati ditebar.
Mengajar untuk menghormati, tanpa memandang warna kulit,
Pendidikan membentuk jiwa yang bijak dan tulus ikhlas.
 
Persatuan Indonesia yang kuat dan teguh,
Di bangku sekolah, persaudaraan tumbuh subur.
Pelajaran sejarah mengajar tentang perjuangan bersama,
Pendidikan merajut persatuan, di dalamnya terkandung rasa bangga.
 
Kerakyatan serta kebijaksanaan,
Demokrasi di ruang kelas diajarkan dengan tulus.
Anak-anak menjadi warga negara yang cerdas,
Pendidikan menggali potensi untuk masa depan yang jelas.
 
Berkeadilan menyeluruh,
Sekolah adalah landasan kesetaraan yang indah.
Pendidikan adalah kunci untuk meratakan kehidupan,
Agar semua anak bangsa dapat meraih cita-cita bersama.
 
Kesaktian Pancasila diiringi langkah pendidikan,
Menyinari jalan menuju masa depan yang cerah.
Siswa adalah harapan, pendidikan adalah kuncinya,
Untuk Purwakarta yang adil, sejahtera, dan sejahtera abadi.
 
02/10/2023
Sekolah Ekologi Kahuripan Padajaran Purwakarta
 
Baca Juga : Jurnal Mudarris