Monday, July 31, 2023

Pentingnya Mengurangi Sampah Plastik


UPACARA BENDERA SMPN 10 PURWAKARTA 

Purwakarta_PenaGPAI. Pagi ini (31/07/23), semangat cinta tanah air terpancar dari setiap sudut di halaman SMPN 10 Purwakarta, ketika siswa dan guru berkumpul untuk mengikuti upacara bendera. Dengan suasana yang cerah ini menjadi saksi kebersamaan dalam menyuarakan peduli terhadap lingkungan dan kelestariannya.


Pukul 07.00 WIB, upacara bendera dimulai di bawah bertindak sebagai pembina upacara Yeni  Anggraeni, S.Pd, guru IPA. Dalam sambutannya, beliau mengajak seluruh siswa dan guru untuk merenungkan pentingnya menjaga bumi yang merupakan rumah bersama.

"Hari ini, kita berkumpul di sini bukan hanya untuk menghormati sang saka merah putih, tetapi juga untuk mengenang tanggung jawab kita sebagai generasi penerus bangsa dalam melestarikan alam. Sekolah kita sekolah ekologi, sebagai cerminan dari komitmen kita dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik, tidak hanya di sekolah ini, tetapi juga di masyarakat luas. Mari kita tingkatkan kesadaran kita akan pentingnya mengurangi sampah plastik, mendaur ulang, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita."


Upacara bendera berlangsung dengan khidmat. Bendera merah putih berkibar di puncak tiang dengan angin pagi yang sepoi-sepoi menyapu. Para siswa dan guru tampak penuh semangat saat menyanyikan lagu kebangsaan dan mengheningkan cipta untuk mendoakan para pahlawan bangsa.

Komitmen bersama sekolah untuk menjalankan berbagai program ekologi, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang kertas dan botol plastik, menanam lebih banyak pohon di area sekolah, serta mengadakan kegiatan edukatif tentang lingkungan secara rutin.

Upacara selesai seluruh siswa dan guru membubarkan diri ke kelas masing-masing, dengan semangat untuk menjadi sekolah ekologi tetap berkobar dalam setiap hati.

Semoga semangat untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan tetap terjaga dan menjadi bagian dari gaya hidup di SMPN 10 Purwakarta. Melalui upacara bendera dengan tema "Sekolah Ekologi" ini, diharapkan akan lahir generasi yang sadar lingkungan dan siap berkontribusi dalam menjaga bumi yang indah ini untuk masa depan yang lebih baik.

Red. Ep

Kunjungi juga : Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Mudarris 

Penghargaan kepasa siswa terbaik kegiata MPLS




Saturday, July 29, 2023

Memulyakan Anak Yatim

Anak-anak yatim menerima santunan dengan senyum Bahagia di acara Santunan Yatim/Yatim Piatu 10 Muharram 1445 H di Kecamatan Bungursari


Purwakarta_PenaGPAI. Kecamatan Bungursari menggelar acara santunan anak yatim pada 28 Juli 2023/10 Muharram 1445 H yang diadakan oleh Kelompok Kerja Guru Agama (KKGA) Kecamatan Bungursari. Acara yang menggugah hati ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada anak-anak yang telah kehilangan kasih sayang orang tua mereka.

Sejak pagi hari, suasana di lingkungan tempat acara berlangsung terasa penuh dengan kegembiraan. Dalam acara yang berlangsung meriah tersebut, lebih dari 166 anak yatim dari berbagai usia hadir untuk menerima bantuan dari para dermawan yang digagas oleh K3S dan juga para donatur guru SDN se-Kecamatan Bungursari melalui infaq (sodaqoh) yang peduli terhadap kesejahteraan mereka.

Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh salah satu anak yatim, dilanjutkan dengan do’a bersama untuk kebahagiaan dan keselamatan orang tua mereka yang telah pergi mendahuluinya. Tidak hanya itu, para panitia juga memberikan makanan lezat untuk anak-anak yatim agar mereka merasa bahagia dan merasakan kehangatan di tengah-tengah perhatian yang diberikan.

Acara santunan ini dihadiri oleh Ibu Tuti Herawati selaku pengawas SD Wilayah Kecamatan Bungursari, yang memberikan pesan-pesan kebaikan dalam tausyiahnya. Beliau hadir dengan penuh kasih sayang dan semangat untuk berbagi nilai-nilai kebaikan kepada para anak yatim yang hadir.

Dalam tausyiahnya, Ibu Tuti Herawati mengajak seluruh yang hadir untuk memuliakan anak yatim. Beliau menyampaikan, “Anak yatim itu adalah anak yang dimuliakan oleh Allah dan anak yang dicintai oleh Rasulullah SAW. Bila Allah saja memuliakan anak yatim, maka tentu kita semua pun harus melakukan hal yang sama.”

Ibu Tuti Herawati juga menekankan ada dua puluh tiga kali perintah Allah di dalam Al-qur’an yang menyuruh kita semua untuk memuliakan anak yatim. Salah satu cara memuliakannya yaitu dengan mengusap kepala anak yatim. “Rasulullah SAW menganjurkan kita umat Islam untuk mengusap kepala anak yatim, tentunya dengan penuh perasaan kasih sayang. Mengusap kepala anak yatim itu bukan ritualnya yang dilakukan, tapi simbol bahwa kita harus empati, harus peduli dan menyayangi anak yatim ” tegasnya.

Acara santunan anak yatim ini menjadi momen berharga bagi semua yang hadir. Semangat kebaikan, kasih sayang, dan kepedulian yang terpancar dari acara ini diharapkan dapat terus menginspirasi masyarakat untuk berbuat kebaikan kepada sesama, khususnya terhadap anak yatim. Menyantuni anak yatim tidak hanya dilakukan pada setiap  tanggal 10 Muharram saja akan tetapi setiap hari, setiap waktu terutama kepada mereka yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian.

Acara santunan anak yatim pada 10 Muharram 1445 H di kecamatan Bungursari ini merupakan syiar serta bukti nyata kepedulian dan solidaritas sosial dalam masyarakat. Semoga semangat kebaikan ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak orang untuk membantu mereka yang membutuhkan. Selamat kepada seluruh panitia, donatur dan sukarelawan atas kesuksesan acara ini. 

Penulis :
Nanang Jaenudin, S. Pd, I
Guru PAI SDN Cinangka Bungursari

 

Baca Juga : Jurnal Ilmiah Mudarris MGMP PAI SMP Kab. Purwakarta

TdBA MENCIPTAKAN SUASANA MERDEKA DALAM PEMBELAJARAN

 

TdBA MENCIPTAKAN SUASANA MERDEKA DALAM PEMBELAJARAN

Oleh: Ida Kholidah*)

“Kurikulum ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru  dalam  pembelajaran  sehingga  bisa menciptakan suasana rilex karena guru bisa  merdeka dalam berpikir dan bertindak.”


Purwakarta_PenaGPAI. Pendidikan karakter yang diterapkan di Kabupaten Purwakarta yang mengusung konsep Tatanen di Bale Atikan sudah berjalan sejak tahun 2015 masih terus berjalan walaupun tidak mudah mengubah paradigma apalagi sekarang sudah hadir kurikulum merdeka maka kebijakan kurikulum K-13 berbasis Tatanen di Bale Atikan harus disandingkan dengan Kurikulum Merdeka  untuk diimplementasikan secara bersamaan. Namun karena kedua kurikulum tersebut saling berkaitan maka apabila dipahami  secara menyeluruh tidak akan sulit untuk diterapkan.

Namun demikian untuk memahami secara utuh sebuah kurikulum perlu peningkatan kompetensi khusus terhadap guru sebagai pelaksana kurikulum atau yang sebagai kurikulum yang hidup. Untuk itu Dinas Pendidikan menggelar workshop “Penguatan Konsep Dasar, Teknis dan Desain Pembelajaran Tatanen di Bale Atikan” bagi sekolah-sekolah model TdBA secara bergantian agar kurikulum tersebut bisa diimplementasikan secara utuh sehingga pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan. 

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari dengan materi yang  sangat substansial, yaitu penguatan konsep dasar dan teknis TdBA oleh nara sumber profesional Moch. Irvan Afrizal seorang consultan pakar TdBA selama dua hari yang disampaikan secara dinamis dan komunikatif. Sedangkan di hari ketiga disampaikan materi desain pembelajaran terintegrasi tdBA oleh Asep Rahmatudin Kasi GTK dengan metode presentasi dan simulasi serta peer teaching dari semua peserta.  Kegiatan ini mampu mengubah paradigma guru dalam sistem pembelajaran diharapkan guru bisa merdeka dalam berpikir dan bertindak karena  secara umum dalam kurikulum merdeka ada tiga yang harus  dilakukan yaitu menentukan materi esensial (penyederhanaan materi), penguatan karakter dan peningkatan kompetensi yang dituntut dituntut pembelajaran berdiferensia yang pembelajarannya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.





Wallaahu a’lam

Baarakallah lanaa wa lakum

Salam Literasi: Indonesia_Berkarya!!!!!

*) GPAI SMPN 1 Bungursari

Baca Juga : Jurnal Ilmiah Mudarris MGMP PAI SMP Kab. Purwakarta

Friday, July 28, 2023

Thursday, July 27, 2023

Pengembangan Karakter "Beas Kaheman"


Penerapan karakter empati siswa melalui program "Beas Kaheman" di SMPN 10 Purwakarta dapat menjadi inisiatif. Program tersebut membantu dalam mengembangkan karakter empati siswa di sekolah tersebut:

• Penanaman Kesadaran tentang Keterbatasan Ekonomi: Program "Berbagi beras" dapat dimulai dengan menyampaikan informasi tentang masalah keterbatasan ekonomi yang dihadapi oleh beberapa keluarga atau masyarakat di sekitar sekolah. Hal ini membantu siswa memahami kondisi sosial di sekitar mereka dan mengasah empati mereka terhadap orang-orang yang kurang beruntung.


• Melibatkan Siswa secara Aktif dalam Pengumpulan Sumbangan: Siswa dapat secara aktif terlibat dalam pengumpulan beras atau sumbangan makanan lainnya dari siswa, guru, dan staf sekolah. Melibatkan siswa secara langsung dalam proses pengumpulan sumbangan memberikan mereka kesempatan untuk merasakan kegembiraan memberikan bantuan dan mengembangkan rasa empati terhadap orang lain.

• Membentuk Kelompok Kerja Sama: Siswa dapat dikelompokkan menjadi tim untuk mengatur proses pengumpulan, sortir, dan distribusi beras. Pembentukan kelompok ini membantu siswa belajar tentang kerjasama, pengambilan keputusan bersama, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini juga dapat mengembangkan empati mereka terhadap anggota tim dan orang-orang yang mereka bantu.

• Menyampaikan Bantuan dengan Penuh Perhatian: Saat menyampaikan beras atau sumbangan kepada penerima, siswa dapat dilibatkan dalam acara atau kegiatan yang menunjukkan perhatian dan kepedulian mereka terhadap kebutuhan orang lain. Mereka dapat berinteraksi secara langsung dengan penerima manfaat, membantu memberikan bantuan dengan hormat dan kehangatan.

• Kegiatan Pengayaan: Selain dari distribusi beras, program ini juga dapat melibatkan kegiatan pengayaan yang berfokus pada empati dan kepedulian, seperti diskusi kelompok tentang dampak dari bantuan mereka, atau mengundang narasumber yang berbicara tentang isu-isu sosial dan upaya bantuan.

• Pembelajaran Berkelanjutan: Program "Beas Kaheman" dapat menjadi langkah awal untuk pembelajaran tentang nilai-nilai empati, namun penting untuk memastikan bahwa pengembangan karakter empati siswa berlanjut secara berkelanjutan di sekolah. Ini dapat diwujudkan melalui kegiatan, program, atau kebijakan sekolah yang mempromosikan sikap peduli, empati, dan keterlibatan sosial siswa.

Dengan penerapan karakter empati melalui program "Beas Kaheman" di SMPN 10 Purwakarta, diharapkan siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang realitas sosial sekitar mereka dan menjadi individu yang lebih peduli, empatik, dan berperan aktif dalam membantu sesama.

Red. Ep

Wednesday, July 26, 2023

Menguatkan Karakter Siswa melalui Peristiwa Muharram

PENDIDIKAN KARAKTER /by. Eep*)

Internalisasi nilai karakter siswa dari sejarah Muharram dapat diwujudkan melalui berbagai kegiatan dan pendekatan yang relevan dengan konteks sekolah. Berikut adalah beberapa cara untuk memperkuat internalisasi nilai karakter siswa dari sejarah Muharram:

• Pengenalan Kisah Muharram: Pendidikan tentang peristiwa-peristiwa Muharram, termasuk peristiwa Ashura dan kepahlawanan Imam Hussain, dapat dimulai dengan pengenalan kisah melalui presentasi, ceramah, atau pembacaan bersama. Siswa harus dipahamkan tentang pentingnya peristiwa-peristiwa ini dalam sejarah dan budaya Islam.

• Diskusi dan Debat: Siswa dapat diundang untuk berpartisipasi dalam diskusi atau debat tentang nilai-nilai yang dapat dipetik dari peristiwa Muharram. Ini dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya ketabahan, keadilan, dan empati dalam kehidupan sehari-hari.

• Kegiatan Berbasis Nilai: Sekolah dapat mengadakan kegiatan berbasis nilai yang terkait dengan tema Muharram, seperti penggalangan dana untuk amal, kunjungan ke panti asuhan atau rumah sakit, dan kegiatan sosial lainnya. Ini membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai kepedulian sosial dan empati.

• Pementasan Drama atau Teater: Siswa dapat berpartisipasi dalam pementasan drama atau teater yang menggambarkan peristiwa Muharram, termasuk peristiwa Karbala. Ini dapat membantu mereka merenungkan perjuangan, ketabahan, dan kepemimpinan moral yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh dalam peristiwa tersebut.

• Pelajaran tentang Keadilan: Guru dapat membahas konsep keadilan melalui kisah Muharram dan mengaitkannya dengan situasi di dunia nyata. Diskusi tentang bagaimana keadilan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan masyarakat dapat memberikan wawasan lebih dalam bagi siswa.

• Kegiatan Kreatif: Mengadakan kegiatan kreatif seperti menulis puisi, membuat poster, atau menggambar yang terinspirasi oleh peristiwa Muharram dapat membantu siswa mengekspresikan pemahaman mereka tentang nilai-nilai yang dipetik dari sejarah ini.

• Proyek Sosial: Siswa dapat mengerjakan proyek sosial yang terkait dengan tema Muharram, seperti menyumbangkan buku-buku atau peralatan sekolah untuk anak-anak yang membutuhkan. Ini mendorong mereka untuk berkontribusi positif bagi masyarakat dan menginternalisasi nilai-nilai kepemimpinan dan kepedulian.

Melalui berbagai kegiatan dan pendekatan seperti di atas, dapat membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai karakter yang terkandung dalam sejarah Muharram. Dengan demikian, siswa akan menjadi individu yang memiliki integritas, keberanian, empati, dan kesadaran sosial yang kuat dalam menjalani kehidupan mereka.

*) GPAI SMPN 10 PURWAKARTA 

BACA JUGA : Jurnal Mudarris MGMP PAI

Tuesday, July 25, 2023

INSERSI TdBA DARI MATERI PAI

Siswa SMP Negeri 10 Purwakarta 


HUKUM BACAAN "RA" DAN "LAM JALĀLAH" INSERSI  TdBA

Oleh : Eep Saepul Hayat *)

 Materi hukum bacaan "ra" dan "lam jalālah" dapat dikaitkan dengan Tatanen di Bale Atikan dalam konteks pengajaran Al-Qur'an atau pendidikan agama. Kaitannya dapat dibahas melalui analogi atau metafora untuk membantu siswa memahami konsep tajwid dengan lebih mendalam. Berikut adalah beberapa cara bagaimana hal itu dapat diimplementasikan:

1.  Penanaman Benih dalam Kebun: Analogi penanaman benih dalam kebun dapat diartikan sebagai proses memulai pembelajaran tajwid. Seperti benih yang harus ditanam dengan baik di tanah yang subur agar dapat tumbuh menjadi tanaman yang kuat dan sehat, begitu pula siswa perlu memulai pembelajaran tajwid dengan memahami dan menerapkan hukum bacaan "ra" dan "lam jalālah" dengan benar.

2.  Perawatan Kebun yang Teratur: Kebun memerlukan perawatan yang teratur, seperti menyiram, memberi pupuk, dan memangkas tanaman agar tetap sehat dan subur. Dalam pembelajaran tajwid, siswa perlu menjaga konsistensi dalam melatih membaca Al-Qur'an dengan disiplin dan benar, seperti mengikuti aturan bacaan "ra" dan "lam jalālah" secara tepat.

3. Kesabaran dalam Menunggu Hasil: Proses pertumbuhan tanaman dalam kebun membutuhkan waktu dan kesabaran. Hal ini juga berlaku dalam pembelajaran tajwid, di mana siswa perlu bersabar dan berlatih secara berulang-ulang untuk menguasai hukum bacaan "ra" dan "lam jalālah" dengan baik.

4.  Kebersamaan dalam Merawat Kebun: Kebun sekolah biasanya dirawat oleh berbagai pihak, seperti siswa, guru, dan petugas sekolah. Demikian pula, pembelajaran tajwid bisa melibatkan partisipasi banyak pihak. Siswa dapat membentuk kelompok belajar untuk berdiskusi dan saling membantu dalam memahami dan mengatasi kesulitan dalam membaca Al-Qur'an dengan benar.

5.   Hasil Panen sebagai Puncak Keberhasilan: Hasil panen dalam kebun merupakan puncak dari usaha dan kerja keras dalam merawat tanaman. Siswa dapat merayakan keberhasilan mereka dalam membaca Al-Qur'an dengan baik sebagai hasil dari upaya dan dedikasi dalam mempelajari dan menerapkan hukum bacaan "ra" dan "lam jalālah."

6.   Menanam Pohon yang Kokoh: Siswa dapat mengaitkan hukum bacaan "ra" dan "lam jalālah" dengan menanam pohon yang kokoh dan berakar kuat dalam kebun. Demikian pula, dengan menguasai tajwid dengan baik, siswa akan memiliki dasar yang kokoh dalam membaca Al-Qur'an dengan benar dan tepat.

Melalui kaitan antara hukum bacaan "ra" dan "lam jalālah" dengan kebun di sekolah, diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami dan menginternalisasi konsep-konsep tajwid. Selain itu, pembelajaran ini juga dapat memberikan pesan tentang pentingnya kesabaran, kerjasama, dan disiplin dalam menggapai keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam mempelajari agama.

 

*) GPAI SMP Negeri 10 Purwakarta

 


 


Tuesday, July 18, 2023

Refleksi dan Pembaharuan 1 Muharram


Nilai Pendidikan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Migrasi Nabi Muhammad, yang dikenal sebagai Hijrah, memiliki makna sejarah yang sangat besar dalam iman Islam. Peristiwa penting ini tidak hanya menandai awal baru bagi komunitas Muslim, tetapi juga membawa pelajaran pendidikan berharga yang terus menginspirasi individu di seluruh dunia. Hijrah memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya ketekunan, iman, persatuan, dan pemikiran strategis.

Kegigihan dalam Menghadapi Kesulitan

Hijrah berfungsi sebagai contoh ketekunan yang mendalam dalam menghadapi kesulitan. Nabi Muhammad dan para pengikutnya menghadapi penganiayaan dan penindasan yang sangat besar di Mekkah, yang menyebabkan keputusan mereka untuk hijrah ke kota Madinah. Perjalanan ini penuh dengan banyak tantangan, termasuk ancaman penangkapan, kesulitan fisik dan emosional, serta ketidakpastian akan apa yang akan terjadi. Namun, tekad mereka yang tak tergoyahkan untuk menegakkan keyakinan mereka dan mencari tempat berlindung yang aman bagi komunitas mereka memicu ketekunan mereka.

Pelajaran pendidikan tentang ketekunan ini mengajarkan kita bahwa di saat-saat sulit, sangat penting untuk tetap teguh pada keyakinan kita dan berjuang untuk masa depan yang lebih baik. Hijrah mengingatkan kita bahwa tantangan adalah bagian hidup yang tak terhindarkan, tetapi dengan ketangguhan dan tekad, kita dapat mengatasinya dan muncul lebih kuat.

Kekuatan Iman

Iman memainkan peran sentral dalam Hijrah. Hijrah itu bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan bukti keyakinan teguh akan risalah Islam. Nabi dan para pengikutnya memiliki kepercayaan yang tak tergoyahkan pada rencana ilahi dan bimbingan Allah. Iman mereka mendorong mereka maju, bahkan dalam menghadapi banyak rintangan dan ketidakpastian.

Nilai pendidikan iman terletak pada kemampuannya menanamkan harapan, kekuatan, dan keberanian. Hijrah mengajarkan kita bahwa iman dapat memberikan penghiburan selama masa-masa sulit dan berfungsi sebagai cahaya penuntun dalam hidup kita. Itu mengingatkan kita bahwa memiliki keyakinan pada kekuatan yang lebih tinggi dapat memberdayakan kita untuk mengatasi ketakutan kita dan menemukan kekuatan untuk mengejar tujuan kita.

Persatuan dan Solidaritas

Migrasi Nabi Muhammad juga menggarisbawahi pentingnya persatuan dan solidaritas dalam suatu komunitas. Komunitas Muslim menghadapi banyak perpecahan dan konflik di Mekkah, yang membuat mereka sulit menjalankan keyakinannya secara bebas. Namun, Hijrah menyatukan umat Islam dari latar belakang, suku, dan kelas sosial yang berbeda, memupuk rasa persatuan dan tujuan bersama.

Pelajaran pendidikan ini menyoroti kekuatan persatuan dalam mengatasi kesulitan. Hijrah menunjukkan bahwa ketika individu berkumpul, mengesampingkan perbedaan mereka, dan bekerja menuju tujuan bersama, mereka dapat mencapai prestasi yang luar biasa. Ini berfungsi sebagai pengingat bahwa persatuan dan solidaritas sangat penting untuk kemajuan dan kesejahteraan komunitas mana pun.

Pemikiran dan Perencanaan Strategis

Hijrah menampilkan pemikiran dan perencanaan strategis yang digunakan oleh Nabi Muhammad. Menyadari perlunya lingkungan yang aman dan mendukung bagi para pengikutnya, beliau dengan hati-hati merencanakan migrasi ke Madinah, dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti waktu, rute, dan persekutuan. Pemikiran strategis ini memastikan keberhasilan migrasi dan meletakkan dasar bagi berdirinya negara Islam pertama.

Nilai pendidikan dari pemikiran strategis terletak pada kemampuannya untuk membantu kita menavigasi situasi yang kompleks dan mencapai tujuan kita secara efektif. Hijrah mengajarkan kita pentingnya perencanaan yang cermat, pandangan ke depan, dan kemampuan beradaptasi. Ini menekankan kebutuhan untuk menganalisis keadaan, mengantisipasi tantangan, dan membuat keputusan untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.

Hijrah Nabi Muhammad SAW menyimpan nilai-nilai pendidikan yang tak ternilai yang terus menginspirasi.

Red. Ep

Thursday, July 6, 2023

KELAS KOLABORASI GURU LINUHUNG PURWAKARTA

Tim Kelas Kolaborasi dan Guru Sekolah Sasaran

Kelas Kolaboratif: Meningkatkan Pembelajaran melalui Kerjasama/eep*

Ruang kelas kolaboratif adalah pendekatan modern untuk pendidikan yang mempromosikan partisipasi aktif, keterlibatan, dan kerja sama di antara siswa. Metode pengajaran inovatif ini mendorong siswa untuk bekerja sama, berbagi ide, pengetahuan, dan keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.

Dalam kelas kolaboratif, siswa menjadi pembelajar yang aktif daripada penerima informasi yang pasif. Mereka didorong untuk mengambil kepemilikan atas pembelajaran mereka dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Pendekatan yang berpusat pada siswa ini memupuk kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, dan komunikasi yang efektif.

Kolaborasi di kelas mengambil berbagai bentuk, seperti proyek kelompok, diskusi, debat, dan umpan balik rekan. Melalui kegiatan ini, siswa belajar untuk mendengarkan perspektif orang lain, menghormati sudut pandang yang berbeda, dan mengembangkan keterampilan empati dan kerja tim. Ini tidak hanya meningkatkan pertumbuhan akademik mereka tetapi juga mempersiapkan mereka untuk situasi dunia nyata di mana kolaborasi sangat penting.

Salah satu manfaat utama dari ruang kelas kolaboratif adalah pengembangan keterampilan sosial. Siswa belajar untuk bekerja dengan kepribadian yang berbeda, menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan yang positif. Ini menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif di mana setiap orang merasa dihargai dan dihormati.

Pembelajaran kolaboratif juga mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran yang diinsersikan kepada 5 bunga karakter Pendidikan Purwakarta. Dengan menjelaskan konsep kepada rekan-rekan mereka, siswa memperkuat pemahaman mereka sendiri dan mendapatkan wawasan baru. Mereka juga dapat belajar dari perspektif dan pengalaman teman sekelas mereka, memperluas basis pengetahuan mereka.

Teknologi memainkan peran penting dalam memfasilitasi kolaborasi di kelas. Platform online, papan diskusi, dan alat konferensi video memungkinkan siswa terhubung dan berkolaborasi di luar batas fisik ruang kelas. Ini membuka peluang untuk kerja tim virtual, kolaborasi global, dan pertukaran budaya.

Namun, menerapkan kelas kolaboratif memerlukan perencanaan yang cermat dan dukungan dari pendidik. Guru perlu membuat kerangka kerja terstruktur yang memandu kolaborasi siswa dan memastikan partisipasi yang setara. Mereka juga berperan sebagai fasilitator, memberikan bimbingan, umpan balik, dan sumber daya untuk mendukung proses pembelajaran.

Penilaian dalam kelas kolaboratif seringkali didasarkan pada kinerja individu dan kelompok serta modul ajar yang dipadukan dengan Pancaniti dengan assesmen Hastassadara. Siswa dievaluasi tidak hanya pada kontribusi individu mereka tetapi juga pada kemampuan mereka untuk bekerja secara efektif sebagai sebuah tim. Ini mendorong akuntabilitas, tanggung jawab, dan rasa pencapaian kolektif.

Kesimpulannya, ruang kelas kolaboratif menawarkan lingkungan belajar yang dinamis dan menarik yang memupuk kerja tim, pemikiran kritis, dan keterampilan sosial. Dengan mempromosikan partisipasi aktif dan kerja sama, siswa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran dan memperoleh keterampilan penting untuk kesuksesan masa depan mereka. Dengan dukungan dan sumber daya yang tepat, ruang kelas kolaboratif dapat merevolusi pendidikan dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan abad ke-21.

Allahua'lam...

*Tim IT Kelas Kolaborasi

Baca Juga : Jurnal Mudarris MGMP PAI SMP Kab. Purwakarta

Wednesday, July 5, 2023

Sebuah Rutinitas



Menghadapi Tahun Ajaran Baru
by. Eep

Awal tahun ajaran baru adalah waktu yang menyenangkan dan menantang bagi siswa, orang tua, dan guru. Itu menandai awal yang baru, penuh dengan peluang untuk tumbuh, belajar, dan pengembangan pribadi. Namun, itu juga dapat menimbulkan perasaan tidak pasti dan ketakutan. Dalam artikel ini, kami akan membahas berbagai aspek dalam menghadapi tahun ajaran baru dan memberikan wawasan untuk membantu melewati masa transisi ini.

Menetapkan Tujuan

Salah satu langkah awal dalam mempersiapkan tahun ajaran baru adalah menetapkan tujuan. Apakah Anda seorang siswa, orang tua, atau guru, memiliki tujuan yang jelas dapat memberikan arah dan motivasi. Siswa dapat menetapkan tujuan akademik seperti meningkatkan nilai atau menguasai mata pelajaran tertentu. Orang tua dapat menetapkan tujuan keterlibatan dalam pendidikan anak mereka, seperti menghadiri pertemuan orang tua-guru atau menjadi sukarelawan di sekolah. Guru dapat menetapkan tujuan untuk meningkatkan metode pengajaran mereka atau menerapkan strategi baru di kelas.

Manajemen waktu

Aspek krusial lainnya dalam menghadapi tahun ajaran baru adalah manajemen waktu. Dengan banyaknya tanggung jawab dan tugas yang harus ditangani, penting untuk memprioritaskan dan mengalokasikan waktu dengan bijak. Siswa harus membuat jadwal belajar yang memungkinkan untuk istirahat teratur dan menyeimbangkan akademik dengan kegiatan ekstrakurikuler. Orang tua harus menetapkan rutinitas yang mencakup waktu untuk pekerjaan rumah, waktu keluarga, dan relaksasi. Guru harus merencanakan pelajaran mereka secara efektif, memastikan mereka memiliki cukup waktu untuk instruksi, penilaian, dan umpan balik.

Membangun hubungan

Membangun hubungan yang positif sangat penting untuk tahun akademik yang sukses. Siswa harus berusaha untuk berhubungan dengan guru dan teman sekelas mereka. Berpartisipasi dalam diskusi kelas, bergabung dengan klub atau tim olahraga, dan menghadiri acara sosial dapat menumbuhkan rasa memiliki dan dukungan. Orang tua dapat membuka jalur komunikasi dengan guru anak mereka, menghadiri konferensi orang tua-guru, dan menjadi sukarelawan dalam kegiatan sekolah. Guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan inklusif di mana siswa merasa nyaman mengekspresikan diri dan mencari bantuan saat dibutuhkan.

Menyambut Tantangan

Menghadapi tahun ajaran baru juga berarti menghadapi tantangan. Setiap tahun membawa konten, harapan, dan tujuan akademik baru. Siswa harus mendekati tantangan ini dengan mindset berkembang, melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan pengembangan pribadi. Orang tua dapat mendorong anak-anak mereka untuk bertahan melalui kesulitan dan memberikan dukungan dan bimbingan sepanjang jalan. Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang menantang namun mendukung yang memupuk ketahanan dan kecintaan untuk belajar.

Mencari Dukungan

Terakhir, penting untuk menyadari bahwa mencari dukungan bukanlah tanda kelemahan tetapi langkah menuju kesuksesan. Siswa harus menghubungi guru, orang tua, atau teman sebaya mereka ketika mereka membutuhkan bantuan dengan studi atau masalah pribadi mereka. Orang tua harus berkomunikasi dengan guru dan staf sekolah jika mereka khawatir tentang kemajuan atau kesejahteraan akademik anak mereka. Guru harus berkolaborasi dengan rekan kerja, mencari peluang pengembangan profesional, dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan praktik pengajaran mereka.

Analisis

Kekuatan

  1. Pengalaman dan Pengetahuan : Seiring kemajuan siswa melalui perjalanan akademik mereka, mereka mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman yang dapat berharga dalam menjalani tahun ajaran baru. Memiliki dasar yang kuat pada mata pelajaran sebelumnya dapat mempermudah pemahaman konsep baru.
  2. Motivasi dan Tekad : Memulai tahun ajaran baru seringkali disertai dengan motivasi dan tekad yang diperbarui. Siswa bersemangat untuk belajar dan mencapai tujuan mereka, yang dapat berkontribusi pada kesuksesan mereka.
  3. Sistem Pendukung : Siswa biasanya memiliki akses ke sistem pendukung yang mencakup guru, orang tua, dan teman sebaya. Sistem pendukung ini dapat memberikan bimbingan, dorongan, dan bantuan ketika menghadapi tantangan.

Kelemahan

  1. Kesenjangan Pengetahuan : Siswa mungkin memiliki kesenjangan pengetahuan dari tahun-tahun sebelumnya, yang dapat membuat sulit untuk memahami materi baru sepenuhnya. Kesenjangan ini dapat menghambat kemajuan mereka dan membutuhkan upaya tambahan untuk mengejar ketinggalan.
  2. Manajemen Waktu : Menyeimbangkan tanggung jawab akademik dengan kegiatan ekstrakurikuler, komitmen pribadi, dan kehidupan sosial dapat menjadi tantangan. Keterampilan manajemen waktu yang buruk dapat menyebabkan stres, penundaan, dan penurunan produktivitas.
  3. Kurang Percaya Diri : Beberapa siswa mungkin kurang percaya diri pada kemampuan mereka, yang dapat merusak motivasi mereka dan menghambat kinerja mereka. Ini dapat terwujud dalam ketakutan akan kegagalan, keengganan untuk bertanya, atau menghindari tugas yang menantang.

Peluang

  1. Awal Baru : Awal tahun ajaran baru memberikan kesempatan bagi siswa untuk menetapkan tujuan, membangun kebiasaan positif, dan meningkatkan prestasi akademik mereka. Ini memungkinkan mereka untuk memulai dari awal dan memaksimalkan potensi mereka.
  2. Pengetahuan yang Diperluas : Setiap tahun akademik memperkenalkan mata pelajaran dan konsep baru, memberi siswa kesempatan untuk memperluas pengetahuan mereka dan mengembangkan keterampilan baru. Ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan pribadi dan intelektual mereka.
  3. Pengembangan Pribadi : Tantangan yang dihadapi selama tahun ajaran baru dapat mendorong perkembangan pribadi. Siswa dapat belajar ketahanan, keterampilan memecahkan masalah, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru.

Ancaman

  1. Tekanan Akademik : Tuntutan tahun ajaran baru, termasuk ujian, tugas, dan harapan yang tinggi, dapat menyebabkan tekanan akademik. Tekanan ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan kelelahan jika tidak dikelola secara efektif.
  2. Persaingan : Siswa mungkin menghadapi persaingan dari teman sebayanya, yang dapat menimbulkan tekanan untuk berprestasi dengan baik. Persaingan ini bisa sehat dan memotivasi tetapi juga bisa membuat kewalahan dan berdampak negatif pada harga diri.
  3. Faktor Eksternal : Faktor eksternal seperti masalah keluarga, kendala keuangan, atau masalah kesehatan dapat menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap keberhasilan akademik siswa. Faktor-faktor ini dapat mengganggu dan menghambat kemampuan mereka untuk fokus pada studi mereka.

Kesimpulannya, menghadapi tahun ajaran baru memiliki kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman tersendiri. Siswa dapat memanfaatkan pengalaman, motivasi, dan sistem pendukung mereka untuk keuntungan mereka. Namun, mereka juga harus mengatasi kesenjangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan manajemen waktu, dan membangun kepercayaan diri. Tahun akademik baru memberikan peluang untuk pertumbuhan, memperluas pengetahuan, dan pengembangan pribadi. Tahun ajaran baru membutuhkan pendekatan yang proaktif dan positif. Menetapkan tujuan, mengelola waktu secara efektif, membangun hubungan, menerima tantangan, dan mencari dukungan adalah aspek penting dari perjalanan akademik yang sukses. Dengan mengadopsi strategi-strategi ini, siswa, orang tua, dan guru dapat melewati tahun ajaran baru dengan percaya diri dan tercapai sesuai harapan.

Allahu A’lam

Alfaqir. By_ep

Baca Juga : Jurnal Mudarris MGMP PAI SMP Kab. Purwakarta


TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA SMPN 1 BUNGURSARI



PENERAPAN TUJUH POE ATIKAN UPTD SMPN 1 BUNGURSARI
Oleh; Ida Kholidah

UU Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa endidikan Indonesia bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yangh: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, Sehat, Berilmu, Cakap, Kreatif, Mandiri, Menjadi warga Negara yang demokratis dan Bertanggung jawab.

Lunturnya nilai-nilai moral sehingga berdampak pada terbentuknya nilai karakter negative menjadi akar penyebab dikembangkannya  Tujuh Poe Atikan atau Tujuh hari pendidikan istimewa yang merupakan salah satu program unggulan Kabuaten Purwakarta yang berbasis kesundaan. Selama sepekan, Pemerintah Kabupaten Purwakarta menerapkan unsur tematik dan jadi falsafah dalam setiap pembelajaran di sekolah.

Dalam sepekan, pelajaran sekolah memiliki tema berbeda setiap harinya, berikut adalah penjelasan tema-tema pendidikan yang diterakan di kabupaten Purwakarta.

SENEN (Ajeg Nusantara);

Negara Kesatuan Republik Indonesia Ajeg. Nusantara mengandung pengertian yang memiliki kekayaan yang beragam. Mengenal keunggulan nusantara misalnya:  mengenal keberagaman penduduk Indonesia, sejarah, kekayaan, kerajaan,  pahlawan kemerdekaan, sumberdaya alam, keragaman penduduk Indonesia, sehingga siswa merasa bangga dan memiliki cita-cita untuk membangun tanah nusantara. Salah satu imlementasi dalam penerapannya adalah dilaksanakan upacara pengibaran bendera merah putih setiap hari senin pagi.



SALASA (Mapag Buana);

Menyiapkan diri untuk menyambut  datangnya perubahan dunia yang semakin modern. Pengenalan khasanah ilmu, siswa mengenal beragam benua, mengenal berbagai peradaban dunia. Hal ini diimplementasikan dalam kegiatan literasi pada setiap hari selasa pagi sebelum pembelajaran dengan kegiatan diantaranya membaca bersama, membaca puisi, berbagi cerita tentang hasil bacaan atau menampilkan literasi multi media berupa penampilan kabaret.

REBO (Maneuh di Sunda);

Mengenal jati diri dan mengenal budaya Sunda, siswa dan guru memakai pakaian adat Sunda. Dalam pembelajaran diperkenalkan tradisi sunda seperti cara bercocok tanam serta pemanfaatanya (membuat ecoprint salah satunya), seni karawitan, kaulinan  Sunda (beklas, congklak dan egrang), seni tari, dll. sehingga siswa dapat mengenal dan membangkitkan nilai-nilai tradisi Sunda.



KEMIS (Nyanding Wawangi);

Guru dan siswa membangun nilai senergis, nilai estetis di sekolah. Ruang kelas ditata indah dan bersih dalam pembelajaran nilai sastra, kreasi puisi, kreasi seni, kreativitas siswa lebih di tingkatkan. Hari kamis memakai pakaian khas batik kelas/ ecoprint hasil buatan sendiri.

JUMAAH (Nyucikeun Diri);

Mengutamakan diri pada kesucian hati, jiwa, dan pikiran agar terjaga, selalu dekat dengan Tuhannya. Pada hari Jum’at sebelum pembelajaran siswa dan guru melaksanakan membaca asma’ul husna, tadarus dhuha, yasinan, keputrian dan shalat jum’at berjama’ah di sekolah.

SAPTU, MINGGU (Betah di Imah);

Pada hari Sabtu dan Minggu siswa tidak dibebani tugas sekolah, siswa melakukan pembelajaran di rumah membantu orang tua, bercengkerama dengan keluarga.

Senada dengan Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Dr. H. Purwanto, M.Pd bahwa makna  Senen Ajeg Nusantara, bisa diartikan mengawali proses internalisasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran. Ajeg sendiri, dalam bahasa Indonesia memiliki arti kata tegak. Ketika dijadikan satu frase dengan Nusantara, Ajeg memiliki pengertian tegaknya seluruh hamparan bumi Nusantara beserta segenap tradisi dan kultur masing-masing daerahnya. Ajeg di sini, juga bermakna tegak untuk menumbuhkan rasa nasionalisme, cinta tanah air dalam menjaga kesatuan. Hari Senin, seluruh pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik harus disinergikan dengan nilai-nilai patriotik, potensi dan seluruh fase sejarah yang pernah terjadi di Indonesia," ujar Purwanto kepada Lensa Purwakarta, Jumat 10 Desember 2021.

Salasa Mapag Buana adalah tema untuk hari Selasa. Mapag memiliki arti menjemput, sedangkan buana adalah dunia. Pada tatanan teknis, seluruh jenis peradaban dunia diperkenalkan kepada seluruh siswa. Mapag di sini, juga berarti para siswa menyiapkan diri untuk memperluas wawasan dan menyiapkan kompetensi untuk menghadapi perkembangan zaman. Rebo Maneuh di Sunda tema pembelajaran ini menegaskan ketetapan peserta didik yang tinggal di Sunda. Maka, jelas dia, sudah menjadi keniscayaan bagi mereka untuk mentransformasi dan menginternalisasi nilai-nilai kesundaan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam hal berpakaian. Kemis Nyanding Wawangi, dalam praktiknya, pelajar dituntut untuk lebih kreatif lagi. Terutama dari sisi kepekaan sosial. Mereka diajarkan untuk lebih saling menghormati dan menebar kasih sayang antar sesama. Tak hanya itu, aspek rohani pelajar pun turut terasah. Karena pada Jumat, mereka semua belajar mengasah kesucian hati, jiwa dan pikiran agar tetap terjaga dan selalu dekat dengan Tuhan yang Maha Esa (nyucikeun diri). Pembelajaran ini dimulai dengan salat dhuha bersama yang dilanjutkan pembacaan Alquran bagi pelajar muslim. Bagi yang non muslim, menyesuaikan dengan agama masing-masing. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari dari senin-minggu dan merupakan penerapan pembiasaan pendidikan karakter di setiap lembaga pendidikan dan sekolah.

Wallaahu a’lam

Baarakallah lanaa wa lakum.

______________________________________

 

Kegiatan lain :

Tatanen di Bale Atikan

Program gerakan pendidikan karakter yang menumbuhkan kesadaran hidup ekologis dalam merawat dan berguru pada bumi. Supaya peserta didik memiliki karakter perkembangan dan pertumbuhan se

Pendidikan Anti Korupsi

Gerakan budaya yang menumbuhkan nilai antikorupsi sejak dini, berdasarkan 9 nilai dasar pendidikan antikorupsi. Diantaranya : Adil, Berani, Kejujuran, hidup sederhana, tanggungjawab, ke

Agama dan Keagamaan Pendalaman Kitab-kitab

Merupakan program pendidikan keagamaan yang dilaksanakan pada jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Program AKPK ini diprakarsai oleh Bapak Dedi Mulyadi ketika beliau meng

Sekolah Ramah Anak

Satuan pendidikan formal, nonformal dan informal yang bersih, aman, sehat peduli berbudaya lingkungan hidup yang menjamin, menghargai, memenuhi dan me…

Referensi;

https://sdnciwangi.blogspot.com/2016/11/implementasi-nilai-nilai-karakter.html


Tuesday, July 4, 2023

Juara Pentas PAI Provinsi Jawa Barat


Purwakarta Juara Pentas PAI Provinsi Jabar

Kafilah MGMP PAI SMP  Kabupaten Puwakarta tampil sebagai juara 2 Cabang MHQ Putra atas nama Fauzan Rahman Hidayat dari SMP Fulday Al-Muhajirin-1 dan Hilpan Zaini Dahlan Cabang Ceramah Putra dari SMPIT Al-Mukhtar, dalam lomba Pentas Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat provinsi. Prestasi ini merupakan bukti dedikasi dan kerja keras para siswa dan guru serta pengurus MGMP.

Lomba Pentas PAI merupakan ajang tahunan yang bertujuan untuk menampilkan kreaifitas dan keterampilan siswa dalam bidang pendidikan Islam. Ini mencakup berbagai kategori seperti : MHQ, MTQ, Ceramah, Kaligrafi, Olimpiade dan LCC. Peserta dari 27  kabupaten/kota di Jawa Barat bersaing satu sama lain untuk memenangkan gelar yang didambakan.

Kemenangan Kafilah Purwakarta dalam kompetisi Pentas PAI tingkat Jawa Barat dapat dikaitkan dengan beberapa faktor. Pertama, para stake holder pendidikan di kabupaten Purwakarta memiliki komitmen kuat untuk memajukan pendidikan Islam. Pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam di sekolah yang bekerjasama dengn Kementerian Agama Kabupaten Puwakarta serta pengurus MGMP PAI SMP, antara lain mengadakan pelatihan dan karantina bagi peserta yang berkaitan dengan persiapan lomba tingkat provinsi.

Kedua, para peserta juara pertama pentas PAI Tingkat Kabupaten yang mewakili Purwakarta telah menunjukkan bakat dan dedikasi yang luar biasa dalam menguasai setiap cabag lomba. Mereka, mengasah kemampuan dan memperluas ilmu. Hal ini membuat mereka bisa berprestasi dalam lomba Pentas PAI dan membawa kebanggaan bagi kabupatennya Purwakarta.

Selain itu, para guru di Purwakarta telah memainkan peran penting dalam keberhasilan para siswa. Mereka tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga memupuk semangat siswa untuk lebih percaya diri dalam mengikuti perlombaan. Para guru telah memberikan bimbingan dan dukungan, membantu para siswa mempersiapkan diri untuk kompetisi dan unggul dalam kategori masing-masing.

Selain upaya para siswa dan guru, dukungan orang tua dan masyarakat juga sangat berperan dalam kemenangan Purwakarta. Orang tua telah mendorong dan memotivasi anak-anak mereka untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan dan ajang Pentas PAI. Minat dan antusiasme para orang tua juga sangat besar dengan mengikuti lomba Pentas PAI untuk menyemangati para peserta dari Purwakarta.

Kesuksesan Purwakarta dalam Lomba Pentas PAI tidak hanya menjadi kebanggaan bagi siwa dan guru tetapi juga menjadi inspirasi bagi warga masyarakat Purwakarta. Ini menyoroti pentingnya mempromosikan pendidikan Islam dan memelihara bakat siswa sesuai bidangnya.

Prestasi siswa dalam lomba Pentas PAI mencerminkan kemajuan dan perkembangan pendidikan khususnya pendidikan Islam diPurwakarta. Ini menampilkan potensi dan kemampuan siswa dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan Islam. Ini sangat penting di dunia di mana pemahaman dan praktik Islam sering disalahpahami atau disalahartikan.

Untuk mempertahankan dan melanjutkan keberhasilan tersebut, perlu melanjutkan upayanya dalam memajukan pendidikan Islam. Ini termasuk menyediakan pelatihan dan dukungan terus-menerus bagi sekolah para guru dan siswa, menyelenggarakan lebih banyak kompetisi dan kegiatan Islami, dan membina lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk unggul dalam studi Islam.

Red. ep

Baca juga : Jurnal Mudarris SMP Kab. Purwakarta